Article Detail
Serba-Serbi Istilah Pendidikan Kewarganegaraan di Luar Negeri
Asal Usul istilah Civics
Istilah Civics menurut Sri Wuryan dan Syaifullah (2009:5) merupakan konsep dari bangsa Yunani, yang secara etimologis berasal dari dari bahasa Civicus yang diartikan Citizen atau penduduk dari sebuah kota (polis). Istilah tersebut berkaitan dengan dengan pelaksanaan demokrasi langsung (direct democracy) dalam kehidupan masyarakat di Athena Yunani. Sementara itu pada zaman Imperium Romawi, istilah Civics tersebut berarti “kehormatan” yang tercermin dalam ungkapan Civics Romanus Sum yang bermakna “Aku warganegara Romawi”. Civics diartikan sebagai “kehormatan” karena berkenaan dengan keikutsertaan orang dalam pemerintahan romawi. Tidak semua orang ikut serta dalam pemerintahan, kecuali mereka atau warga negara yang dalam dirinya melekat hak-hak istimewa, antara lain:
a. Yang ikut rapat hanya penduduk yang berstatus warga negara (citizens)
b. Sedangkan yang dimaksud Citizens adalah pria yang berumur 18 tahun, sementara itu wanita hak politiknya tidak diakui dalam menentukan kebijakan pemerintah di negara kota.
Berikut beberapa istilah civics di beberapa negara:
Amerika Serikat (USA) : Civics, civic education
Afrika Selatan : Life Orientation
Australia : Civics, Social Studies,
Belanda : Burgerschapsvorming (Social Structure and Life Skills)
China : Daode Jiayou (Pendidikan Moral)
Filipina :Civic education and democracy
Filandia : YH,YO YT (Yhteiskuntaoppi)
Hongaria : People and Society
Indonesia : Pendidikan Kewarganegaraan (Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan)
Inggris : Citizenship Education
Irlandia : Civic, Social and Political Education (CSPE)
Italia : Educazion Civicas
Jepang : Social Studies, Living Experience and Moral Education
Jerman : Sachunternicht
Kanada : Social Studies
Korea : Simin Gyoyung
Malaysia : Pendidikan Sivik dan Kewarganegaraan (PSK)
Mexiko : Educacion Civicas
Norwegia : Primary Mandate of Study
Prancis : Education civique, juridique et sociale (ECJS)
Rusia : Obscesvovedinie
Selandia Baru : Social Studies
Singapura : Civics and Moral Education
Spanyol : Educación para la Ciudadanía (EpC)
Timur Tengah : Ta’limatul Muwwatnah, Tarbiyatul al Watoniyah
Arti Penting Kewarganegaraan di Sekolah-sekolah dan Perguruan Tinggi
Indonesia merupakan negara dengan beribu- ribu pulau dan ada terdapat lebih dari 300 kelompok etnik atau suku bangsa di Indonesia, atau lebih tepatnya 1.340 suku bangsa menurut sensus BPS tahun 2010. Suku Jawa adalah kelompok suku terbesar di Indonesia dengan jumlah mencapai 41% dari total populasi.
Sebenarnya apa yang menyatukan kita dengan begitu banyaknya suku dan pulau yang ada di Indonesia? Jawaban dari pertanyaan tersebut adalah ideologi dan cita cita yang sama dengan memiliki tujuan yang sama. Perbedaan di negeri ini bukan menjadi suatu halangan untuk mengajarkan pentingnya ideologi yang bangsa ini miliki ke semua warga negara tentunya. Hal ini akan memperkecil peluang untuk terjadi perpecahan di negeri ini. Oleh sebab itu, pemerintah mewajibkan Pendidikan Kewarganegaraan mulai dari pendidikan dasar sampai perguruan tinggi.
Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education) menurut pasal 37 ayat 1 UU No 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas khususnya untuk pendidikan dasar dan menengah bertujuan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air, sedangkan untuk perguruan tinggi pendidikan kewarganegaraan bertujuan untuk membentuk peserta didik (mahasiswa) menjadi manusia yang mempunyai rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Sehingga terlihat jelas urgensi pendidikan kewarganegaraan khususnya di Indonesia.
(Sumber : http://www.rangkumanpustaka.com/2017/06/makalah-sejarah-ppkn-di-dunia.html)
Oleh: Abraham Bondan S., S.Pd.
-
there are no comments yet