Article Detail

MENGENAL PERMAINAN TRADISIONAL SEBAGAI SALAH SATU ALTERNATIF PEMBELAJARAN DEEP LEARNING

Setiap kali saya akan masuk kelas untuk mengajar pada jam awal masuk saya selalu melihat anak – anak yang sedang duduk bergerombol memainkan gadgetnya untuk bermain game, peduli teman – teman yang lain dan  hanya sesekali mereka  berkomunikasi satu dengan yang lain karena mereka asyik dengan dunia game onlinenya. Melihat kenyataan ini sebagai pendidik saya cukup prihatin karena ternyata anak – anak sekarang lebih memilih untuk bermain melalui gadget mereka tanpa peduli disamping kiri kanan, bahkan saat gurunya mendekati pun untuk menyapa mereka. Akhirnya terbersit dalam benak saya bagaimana mengenalkan pada mereka permainan – permainan tradisional yang trend di era 1990 an dalam pembelajaran IPS. Banyak permainan tradisional yang dapat digunakan dalam pembelajaran IPS, contohnya seperti engklek, ular naga, ular tangga, dakon, petak umpet, kelereng, bola bekel  dan sebagainya. Tentu permainan ini di zaman sekarang sudah tidak banyak dikenal dan dimainkan oleh para siswa, karena perkembangan zaman mereka lebih memilih hal- hal yang berbau digital. Namun tidak salah agar ritme pembelajaran menjadi asyik dan menarik sehingga siswa tidak merasa bosan tidak ada salahnya dalam proses pembelajaran di kelas dapat diselingi dengan menggunakan beberapa permainan tradisional sebagai alternatif dalam pembelajaran deep learning dan agar pembelajaran semakin beragam.


Mengapa saya lebih memilih untuk menggunakan permainan tradisional sebagai salah satu alternatif untuk pembelajaran IPS? Tentu menarik untuk diulas sebagai pendidik yang harus selalu kreatif dalam menggunakan model dan metode yang tepat agar capaian  tujuan pembelajaran dapat berhasil. Tentu hal ini tidak terlepas dari permasalahan – permasalahan yang muncul dalam pembelajaran IPS. Permasalahan – permasalahan tersebut antara lain, pembelajaran IPS dengan model ceramah dan presentasi memunculkan pembelajaran yang monoton dan tidak bervariatif, respon anak yang ogah – ogahan bahkan ada yang terkantuk – kantuk saat pembelajaran berlangsung. Sedangkan dengan menggunakan gadget ada kecenderungan anak – anak yang masih belum bisa bertanggung jawab memanfaatkan gadget dalam pembelajaran dengan sembunyi sembunyi membuka aplikasi lain atau menyalahgunakannya sehingga mereka pun tidak fokus dalam pembelajaran, selain itu juga  cakupan materi yang begitu banyak yang harus diselesaikan maka sebagai pendidik harus kreatif dalam memilah dan memilih model pembelajaran dan metode yang tepat agar pembelajaran bisa berjalan dengan baik dan lancar terkhusus untuk materi – materi yang terkait dengan pengetahuan.

Lalu apa kaitan antara pembelajaran IPS dengan menggunakan permainan tradisional dengan pembelajaran deep learning?. Seperti yang selalu didenggungkan oleh Bapak Menteri yang baru Profesor Abdul Mukt’i tentang pembelajaran deep learning, tentu ini merupakan hal yang perlu menjadi perhatian bersama di era abad 21 bagaimana pembelajaran itu semakin berkembang menggunakan AI, bermakna dan menyenangkan bagi peserta didik, maka pembelajaran dengan menggunakan permainan tradisional dapat digunakan sebagai alternatif dalam pembelajaran.Apa itu pembelajaran deep learning? Deep learning atau pembelajaran mendalam merupakan pendekatan yang menekankan pada penciptaan suasana belajar dan proses pembelajaran berkesadaran (mindful), bermakna (meaningful), dan menggembirakan (joyful) melalui olah pikir (intelektual), olah hati (etika), olah rasa (estetika), dan olahraga (kinestetik) secara holistik dan terpadu. Deep learning bukan sekadar metode untuk meningkatkan pemahaman siswa, melainkan sebuah pendekatan yang mengubah cara belajar menjadi lebih aktif, kolaboratif, dan mendalam.

Berbeda dengan pembelajaran tradisional yang lebih menekankan pada hafalan dan pengulangan informasi, deep learning mengajak siswa untuk menggali lebih dalam tentang materi pelajaran, mengaitkan konsep-konsep yang dipelajari, dan menerapkannya dalam situasi nyata.

Metode ini berfokus pada pengembangan keterampilan berpikir kritis, kemampuan analisis, dan kreativitas, dengan tujuan menciptakan pemahaman yang lebih holistik. Dalam pendekatan ini, siswa tidak hanya menerima informasi, tetapi juga aktif dalam membangun pengetahuan melalui berbagai pengalaman belajar yang memacu mereka untuk berpikir secara mandiri dan bekerja sama.( Sumber: https://www.panduanmengajar.com/2025/01/pendekatan-deep-learning-dan.html, diakses Senin 21 April 2025 pukul 08.55’

Permainan tradisional dapat digunakan sebagai alternatif pembelajaran deep learning karena akan memberikan proses pembelajaran yang mendalam dan bermakna pada siswa, apa saja nilai yang dapat diambil dalam pembelajaran deep learning dengan menggunakan permainan tradisional tersebut:

  1. Penciptaan suasana belajar dan proses pembelajaran berkesadaran ( Mindful learning )

Mindful learning atau pembelajaran dengan kesadaran penuh menuntut siswa untuk terlibat sepenuhnya dalam proses belajar dengan perhatian yang utuh. Pembelajaran ini tidak hanya menekankan pada hasil akhir, tetapi juga memberi perhatian besar pada proses yang dilalui siswa. Dalam *mindful learning*, siswa diminta untuk fokus, melibatkan diri secara mental dan emosional, serta memberi perhatian penuh terhadap materi yang sedang dipelajari tanpa terganggu oleh faktor eksternal. Pembelajaran ini mengajarkan pentingnya kesadaran dan refleksi dalam belajar. Melalui permainan tradisional dalam pembelajaran IPS seperti ular tangga, engklek, ular naga siswa dapat melibatkan diri secara mental dan emosional serta fokus terhadap materi yang dipelajari dan dapat melakukan refleksi diri terhadap materi yang dipelajari.

  1. Bermakna (meaningful learning),

Meaningful learning atau pembelajaran bermakna adalah pendekatan yang menekankan pentingnya keterkaitan antara pengetahuan baru dengan pengalaman atau pengetahuan yang sudah dimiliki siswa sebelumnya. Tujuan utama dari pembelajaran bermakna adalah agar siswa dapat melihat bagaimana materi yang dipelajari relevan dengan kehidupan mereka, sehingga membuat pembelajaran menjadi lebih mudah dipahami dan signifikan.

Dengan cara ini, siswa tidak hanya menghafal informasi, tetapi juga dapat mengaitkan konsep-konsep baru dengan hal-hal yang sudah mereka ketahui, membuat pemahaman mereka lebih dalam.

Dengan menggunakan permainan tradisional siswa dapat menemukan makna  dan nilai – nilai yang dapat dikembangkan dalam kehidupan sehari – hari karena dalam permainan tradisional memuat nilai – nilai filosofi kehidupan yang dapat dikembangkan dan menjadi karakter seseorang seperti:

  1. Nilai kebersamaan 

Permainan tradisional juga menumbuhkan rasa kebersamaan lewat kekompakan dan kerja sama. Selain itu, permainan ini juga akan membuat hubungan pertemanan semakin erat. 

  1. Nilai solidaritas 

Solidaritas bisa dimaknai sebagai perasaan setia kawan. Permainan tradisional juga menumbuhkan rasa solidaritas. Contohnya ketika kalah bermain, teman sekelompok akan menerima kekalahan dan saling menghibur satu sama lain dalam kelompoknya.

  1. Nilai kepemimpinan

Tanpa disadari permainan tradisional juga menumbuhkan nilai kepemimpinan. Nilai ini melatih seseorang untuk bisa mengatur anggota kelompoknya dan menyusun strategi yang jujur serta adil untuk memenangkan permainan.

  1. Nilai tenggang rasa 

Tenggang rasa artinya bisa menghormati orang lain. Permainan tradisional juga mengandung nilai ini yang membuat orang belajar bagaimana cara menghormati dan menghargai orang lain. 

  1. Nilai kejujuran 

Permainan tradisional juga melatih kejujuran seseorang. Artinya tidak berbuat curang untuk memenangkan permainan dan mengaku jika melakukan kesalahan.


  1. Menggembirakan (joyful learning )

Joyful learning atau pembelajaran yang menyenangkan bertujuan untuk menciptakan pengalaman belajar yang positif dan penuh motivasi. Dalam pendekatan ini, siswa belajar dalam suasana yang tidak menakutkan dan justru menggairahkan mereka untuk lebih aktif terlibat.

Pembelajaran yang menyenangkan melibatkan aktivitas yang interaktif, eksploratif, dan kolaboratif, yang mampu menumbuhkan semangat belajar dan meningkatkan keterlibatan siswa. Dengan suasana yang menyenangkan, siswa lebih termotivasi dan merasa lebih nyaman dalam belajar.


Dengan menggunakan permainan tradisional diharapkan siswa akan mengalami proses pembelajaran yang menyenangkan dan mengasyikan, dapat beraktivitas yang interaktif, eksploratif, dan kolaboratif, terlibat aktif dan semangat belajar yang tinggi. Nah, permainan tradisional apa saja yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran? Tentunya ada banyak jenis permainan tradisional yang dapat digunakan dalam pembelajaran, terutama pembelajaran IPS. Permainan tradisional tersebut antara lain:

  1. Dakon adalah permainan tradisional Indonesia seperti perahu dengan kepala naga di kedua ujungnya. Dikutip dari buku "Permainan dan Olahraga Tradisional" oleh Achmad Afandi, dkk alat ini terbuat dari kayu dengan panjang 50 cm, lebar 20 cm, dan tebal 10 cm.  Jumlah lubang dakon minimal 12 buah. Permainan ini membutuhkan biji dakon yang terbuat dari sawo kecil dan sawo manila, ataupun kelereng kecil.  Permainan ini membutuhkan dua orang pemain. Cara memainkan dakon yaitu dengan mengisi setiap lubang kecil dengan biji dan dijalankan searah jarum jam secara bergantian. 

  2. Ular naga adalah permainan tradisional yang pemainnya membentuk barisan panjang seperti ular. Cara bermain permainan ini dimulai dari 2 orang yang membentuk jalan untuk dilewati barisan ular sambil bernyanyi lagu khas ular naga panjang. Dirangkum dari laman Gramedia, cara bermain permainan ini yakni 2 orang yang menjaga jalan menangkap 1 orang dari barisan ular yang melewati nya. Lalu, yang terperangkap tersebut memilih akan mengikuti tim A atau timB

  3. Kucing-kucingan adalah permainan tradisional masyarakat Jawa yang sudah dikenal sejak lama, sekitar tahun 1913. Permainan kucing-kucingan ini seperti menceritakan kehidupan seekor kucing yang selalu kejar-kejaran dengan musuhnya seekor tikus. Cara bermain permainan kucing-kucingan yaitu dipilih 2 orang, 1 orang menjadi kucing dan 1 orang menjadi tikus. Setelah ditentukan kucing dan tikusnya, pemain yang lainnya membentuk lingkaran sambil berpegangan tangan, menjadi tikus dari kejaran sang kucing.  Jadi, tikus harus menyelamatkan diri dari kejaran sang kucing. Permainan ini seru dengan adanya aturan para tikus tidak bisa ditangkap jika sedang jongkok.  Jika sedang jongkok dilarang berdiri sendiri kecuali dibantu teman untuk berdiri dengan menempelkan  tangan kepada temannya. Jika tikus tertangkap, tikus bergantian menjadi kucing selanjutnya.  

  4. Engklek adalah permainan tradisional lompat-lompatan pada bidang datar yang digambar di atas tanah dengan gambar kotak-kotak. Kemudian, melompat dengan satu kaki dari kotak satu ke kotak berikutnya.  Permainan engklek ini bisa dimainkan dengan perorangan atau berkelompok. Istilah permainan engklek berasal dari Jawa. Di Riau disebutnya Setatak, di Jambi disebutnya Tejek-tejekan.

  5. Ular tangga adalah permainan ular tangga atau yang juga dikenal dengan nama “Snakes and Ladders” adalah sebuah permainan papan yang sangat populer di seluruh dunia. Permainan ini terdiri dari kotak-kotak dengan gambar ular dan tangga, dan pemain berusaha untuk mencapai kotak terakhir dengan melempar dadu.

(Sumber: https://regional.kontan.co.id/news/12-contoh-permainan-tradisional-indonesia. Editor: Virdita Ratriani, Diakses Senin, 21 April 2025 10.15)

Dengan mengenalkan dan mempraktikkan permainan tradisional dalam pembelajaran  diharapkan siswa mendapatkan pengalaman nyata, bermakna dan menyenangkan untuk kehidupannya. Semoga pembelajaran ini dapat diimplementasikan mata pelajaran lain selain IPS . Selamat mencoba!


(Penulis: Anastasia Kurnia Ratnawati, S.Pd _ Guru IPS SMP Stella Duce 1)


Comments
  • there are no comments yet
Leave a comment