Article Detail
Kuliner Khas Jogja : T H I W U L
Thiwul atau bisa disebut juga tiwul, adalah penganan yang dibuat dari tepung gaplek, diberi gula sedikit, kemudian dikukus, dapat dimakan bersama kelapa parut yang telah diberi garam sedikit.
Tiwul merupakan penganan pokok khas suku Jawa sebagai pengganti beras padi yang dibuat dari gaplek.Masyarakat Jawa khususnya di Ponorogo, Trenggalek, Wonosobo, Gunungkidul, Wonogiri, Pacitan dan Blitar masih rutin mengkonsumsi jenis makanan ini, terutama saat musim paceklik. Dalam bahasa Jawa, nasi disebut sêgo (bahasa Jawa baku) atau sêga (bahasa Jawa non baku).
Sebagai makanan pokok, kandungan kalorinya lebih rendah daripada beras namun cukup memenuhi sebagai bahan makanan pengganti beras. Tiwul dipercaya mencegah penyakit maag, perut keroncongan, dan lain sebagainya. Tiwul pernah digunakan untuk makanan pokok sebagian penduduk Indonesia pada masa penjajahan Jepang dan sekarang tiwul dibuat jadi tiwul instan. Selain itu tiwul identik dengan makanan orang-orang miskin pada zaman dulu karena tidak mampu membeli beras, sehingga menjadikan tiwul sebagai alternatif dari nasi.
Dari Kebumen, Banyumas dan Cilacap juga terdapat penganan serupa tiwul yang disebut Oyek. Meskipun sama-sama berasal dari gaplek, kedua jenis makanan ini berbeda dalam proses pembuatannya, sehingga rasanya pun sedikit berbeda. Sedangkan di Gresik, Tiwul menjadi buruan penikmat kuliner pagi hari yang biasanya habis dalam waktu 3 jam setelah buka.
Seiring dengan perkembangan jaman, makanan tradisional yang berbahan baku gaplek ini sering juga di modifikasi menjadi makanan dengan nilai tambah sendiri yaitu dengan menambahkan bahan pelengkap seperti santan kelapa, coklat, nangka dan keju.
-
there are no comments yet