Article Detail
"Berkarya di Level Internasional: Cerita dari ISIF Bali"
Halo teman-teman semuanya, kenalin namaku Shira Bianda Raphaela dari kelas 9 Pencalang. Kali ini aku bakal ceritain pengalamanku waktu aku lomba di Bali bersama 4 temanku yaitu Rhein Helena Hua (Rhein), Richelle Jordan Hoo (Richelle), Lucia Ardiona Nararya Putri (Aya), dan Sean Owen Hartono (Sinsin).
Lomba ini dimulai ketika Sinsin mendapat sebuah informasi tentang lomba yang bernama ISIF (International Science and Invention Fair). Lomba ini diikuti oleh orang-orang dari berbagai negara. Aku dan Sinsin sangat tertarik dengan lomba ini, jadi aku dan Sinsin memutuskan untuk mencari 3 orang lagi yang akan membantu aku dan Sinsin dalam mengikuti lomba ini. Rhein, Richelle, dan Aya adalah orang yang aku dan Sinsin pilih.
Sebelum berangkat ke Bali untuk mengikuti lomba ini, kami harus mempersiapkan beberapa hal untuk lomba ini. Yang paling utama adalah bahan penelitiannya yaitu Photovoltaic Trash Bin. Photovoltaic Trash Bin adalah tempat sampah yang dapat memilah sampah dan mendaur ulang sampah organik secara otomatis. Setelah mempersiapkan alat yang kami beri nama Photovoltaic Trash Bin, kami juga mulai merancang laporan penelitian kami dan mulai berlatih untuk mempresentasikan alat yang kami buat kepada juri. Kami harus berlatih berkali-kali karena lomba ini dilaksanakan menggunakan Bahasa Inggris, bukan bahasa yang kita gunakan sehari-hari. Lomba ini berlangsung dari tanggal 5 November 2024 hingga 9 November 2024.
Pada hari pertama tanggal 5 November 2024, kami datang ke Balai Diklat Industri Denpasar untuk mengikuti opening ceremony. Di hari pertama ini kami juga terus berlatih presentasi dan mengecek alat yang kami buat agar saat besok presentasi kami dapat berbicara dengan lancar dan alat kami dapat bekerja dengan baik.
Tibalah hari kedua kami di Bali, hari dimana kami akan menunjukkan hasil dari kerja keras kami selama ini. Pada hari kedua ini, kami sangat menikmati kegiatan kami di tempat lombanya. Walaupun merasa gugup saat presentasi, kami tetap mengusahakan yang terbaik. Disana kami dapat melihat hasil penelitian orang lain yang keren-keren. Kami juga bertemu banyak teman baru bahkan dapat berkenalan dengan orang luar negeri.
Pada hari ketiga, kami memiliki waktu luang karena hari ini digunakan untuk para peserta lomba yang memiliki jatah penjurian pada hari ketiga ini. Pada hari keempat, kami juga memiliki waktu luang. Kami memutuskan untuk pergi berjalan-jalan dan pergi ke pusat oleh-oleh.
Waktu berlalu dengan cepat dan tibalah di hari kelima, hari yang paling kami tunggu-tunggu. Di hari kelima ini, kami akan mendengar pengumuman pemenang lomba. Sejak pagi, kami sudah datang di Balai Diklat Industri Denpasar sesuai jadwal yang ditentukan. Di sana kami duduk menunggu dengan perasaan tidak sabar. Puji Tuhan kami dapat meraih Silver Medal dalam perlombaan ini. Kami merasa sangat bahagia saat itu.
Keberhasilan dari lomba ini tak lepas dari doa dan dukungan dari orang tua, guru SMP Stella Duce 1, dan teman-teman kami. Dengan ini saya, Rhein, Richelle, Aya, dan Sinsin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya atas doa dan dukungan yang telah diberikan pada kami. Semoga dengan cerita ini, banyak orang khususnya murid-murid SMP Stella Duce 1 Yogyakarta terinspirasi dan mau berusaha untuk meraih prestasi.
-
there are no comments yet