Article Detail
Cara Untuk Mengatasi Rasa Malas Belajar Pada Anak
Dewasa ini sudah banyak orang tua yang mengeluh dan kecewa dengan nilai anaknya yang kurang bagus karena anaknya malas belajar dan sebaliknya tidak jarang juga kita menemukan anak yang banyak alasan atau menangis karena selalu disuruh belajar. Ada orang tua yang memarahi anaknya dan mengancam anaknya untuk tidak membelikan apa yang anak inginkan jika tidak mau belajar juga membandingkan anaknya dengan anak lain atau bahkan ada orang tua yang mengunakan cara kekerasan. Jelas semua ini akan sangat berpengaruh pada fisik maupun psikis siswa. Lalu bagaimana cara untuk mengatasi rasa malas belajar pada anak ? Nah untuk mengatasi permasalahan tersebut ada baiknya kalau kita terlebih dahulu mencari penyebab dari perilaku malas belajar kemudian baru mencari solusi untuk mengatasinya. Malas belajar pada anak secara psikologis merupakan wujud dari melemahnya kondisi mental, intelektual, fisik, dan psikis anak. Malas belajar timbul dari beberapa penyebab dan penyebab tersebut terbagi menjadi dua, yaitu penyebab dari dalam diri anak dan penyebab dari luar.
Penyebab yang pertama adalah penyebab dari dalam diri anak atau faktor Intrinsik, Rasa malas untuk belajar yang timbul dari dalam diri anak dapat disebabkan karena kurang atau tidak adanya motivasi diri. Motivasi ini kemungkinan belum tumbuh dikarenakan anak belum mengetahui manfaat dari belajar atau belum ada sesuatu yang ingin dicapainya. Selain itu kelelahan dalam beraktivitas dapat berakibat menurunnya kekuatan fisik dan melemahnya kondisi psikis. Contohnya adalah terlalu lama bermain, terlalu banyak mengikuti les, terlalu banyak mengikuti kegiatan sekolah, atau membantu pekerjaan orangtua di rumah merupakan faktor penyebab menurunnya kekuatan fisik pada anak. Contoh lainnya yaitu terlalu lama menangis, marah-marah itu juga akan berpengaruh pada kondisi psikologis anak.
Penyebab yang pertama adalah penyebab dari dalam diri anak atau faktor Intrinsik, Rasa malas untuk belajar yang timbul dari dalam diri anak dapat disebabkan karena kurang atau tidak adanya motivasi diri. Motivasi ini kemungkinan belum tumbuh dikarenakan anak belum mengetahui manfaat dari belajar atau belum ada sesuatu yang ingin dicapainya. Selain itu kelelahan dalam beraktivitas dapat berakibat menurunnya kekuatan fisik dan melemahnya kondisi psikis. Contohnya adalah terlalu lama bermain, terlalu banyak mengikuti les, terlalu banyak mengikuti kegiatan sekolah, atau membantu pekerjaan orangtua di rumah merupakan faktor penyebab menurunnya kekuatan fisik pada anak. Contoh lainnya yaitu terlalu lama menangis, marah-marah itu juga akan berpengaruh pada kondisi psikologis anak.
Penyebab yang kedua adalah penyebab dari luar anak atau faktor ekstrinsik, faktor dari luar anak juga besar pengaruhnya terhadap kondisi anak untuk menjadi malas belajar. Hal ini terjadi karena sikap orang tua yang tidak memberikan perhatian dalam belajar atau sebaliknya terlalu berlebihan perhatiannya itu bisa menyebabkan anak malas belajar. Bukan hanya itu banyak orang tua di masyarakat kita yang menuntut anak untuk belajar hanya demi nilai dan bukan mengajarkan kepada anak akan kesadaran dan tanggung jawab anak untuk belajar sebagai pelajar. Akibat dari tuntutan tersebut tidak sedikit anak yang frustasi dan sering marah-marah sehingga nilai yang berhasil ia peroleh kurang memuaskan. Parahnya lagi tidak jarang orang tua yang marah-marah dan mencela anaknya apabila anak mendapat nilai yang kuang memuaskan. Sebenarnya anak usia sekolah dasar jangan terlalu diorentasikan pada nilai atau hasil belajar akan tetapi bagaimana membiasakan diri untuk belajar, berlatih tanggung jawab, dan berlatih dalam suatu aturan. Sikap guru juga salah satu penyebab siswa menjadi malas belajar, guru selaku tokoh teladan yang sering berinteraksi dengan anak dan dibanggakan oleh mereka tapi tidak jarang sikap guru di sekolah juga menjadi penyebab keluhan siswanya. Ada banyak macam penyebabnya mulai dari ketidaksiapan guru dalam mengajar, tidak menguasai bidang pelajaran yang akan diajarkan atau karena terlalu banyak memberikan tugas-tugas dan pekerjaan rumah. Selain itu, sikap sering terlambat masuk kelas di saat mengajar dan bercanda dengan siswa-siswa tertentu saja atau membawa masalah rumah tangga ke sekolah ini membuat suasana belajar semakin tidak nyaman dan cenderung tegang juga menakutkan bagi siswa tertentu.
Sikap teman di lingkungan sekolah juga termasuk alasan mengapa anak malas belajar. Ketika seorang anak berinteraksi dengan teman-temannya di sekolah tentunya secara langsung anak bisa memperhatikan satu sama lainnya seperti sikap, perlengkapan sekolah, pakaian dan perlengkapan lainnya. Tapi sayangnya tidak semua teman di sekolah memiliki sikap atau perilaku yang baik dengan teman-teman lainnya. Seorang teman yang berlebihan dalam perlengkapan busana sekolah atau perlengkapan belajar seperti sepatu yang bermerk yang tidak terjangkau oleh teman-teman lainnya termasuk tas sekolah dan alat tulis atau sepeda dan mainan lainnya. Ini secara tidak langsung dapat membuat iri teman-teman yang kurang mampu. Pada akhirnya ada anak yang menuntut kepada orang tuanya untuk minta dibelikan perlengkapan sekolah yang serupa dengan temannya. Apabila tidak dituruti maka dengan cara malas belajarlah sebagai upaya untuk dikabulkan permohonannya.
Yang sering kita ketahui sekarang ini kenapa anak malas belajar adalah tentang suasana belajar di rumah. Bukan suatu jaminan rumah mewah dan megah membuat anak menjadi rajin belajar tidak pula rumah yang sangat sederhana menjadi penyebab anak malas belajar. Rumah yang tidak dapat menciptakan suasana belajar yang baik adalah rumah yang selalu penuh dengan kegaduhan dan keadaan rumah yang berantakan ataupun kondisi udara yang pengap. Selain itu tersedianya fasilitas-fasilitas permainan yang berlebihan di rumah juga dapat mengganggu minat belajar anak. Mulai dari smartphone atau komputer yang diprogram untuk sebuah permainan. Kondisi seperti ini berpotensi besar untuk tidak terciptanya suasana belajar yang baik. Kemudian sarana belajar, sarana belajar merupakan media mutlak yang dapat mendukung minat belajar. Kendala belajar biasanya muncul karena tidak tersedianya ruang belajar khusus, meja belajar, buku-buku penunjang , dan penerangan yang bagus. Selain itu, tidak tersediannya buku-buku pelajaran, buku tulis, dan alat-alat tulis lainnya juga merupakan bagian lain yang cenderung menjadi hambatan oleh karena itu anak akan kehilangan minat belajar yang optimal.
Berikut ini adalah beberapa cara untuk mengatasi rasa malas belajar pada anak, pertama adalah mencari informasi. Orangtua sebaiknya bertanya langsung kepada anak untuk memperoleh informasi yang tepat mengenai dirinya. Carilah situasi dan kondisi yang tepat untuk dapat berkomunikasi secara terbuka dengannya. Setelah itu ajaklah anak untuk mengungkapkan penyebab ia malas belajar. Pergunakan setiap suasana yang santai dan tidak harus secara formal yang membuat anak tidak bisa membuka permasalahan dirinya. Kedua adalah membuat kesepakatan bersama antara orang tua dan anak, Kesepakatan dibuat untuk menciptakan keadaan dan tanggung jawab serta memotivasi anak dalam belajar bukan memaksakan kehendak orang tua. Kesepakatan dibuat mulai dari bangun tidur hingga waktu hendak tidur baik dalam hal rutinitas jam belajar, lama waktu belajar, jam belajar jika ada pekerjaan rumah atau tidak, jam belajar di waktu libur sekolah, bagaimana jika hasil belajar baik atau buruk, hadiah atau sanksi apa yang harus diterima dan sebagainya. Kalaupun ada sanksi yang harus dibuat atau disepakati biarlah anak yang menentukannya sebagai bukti tanggungjawabnya terhadap sesuatu yang akan disepakati bersama.
Ketiga adalah menciptakan sikap disiplin pada anak, bukanlah suatu hal yang mudah untuk menciptakan kedisiplinan kepada anak jika tidak dimulai dari orang tua. Orang tua yang sudah terbiasa menampilkan kedisiplinan dalam kehidupan sehari-hari akan dengan mudah diikuti oleh anaknya. Orang tua dapat menciptakan disiplin dalam belajar yang dilaksanakan secara konsisten dan berkesinambungan. Latihan kedisiplinan bisa dimulai dari menyiapkan peralatan belajar, buku-buku pelajaran, mengingatkan tugas-tugas sekolah, menanyakan bahan pelajaran yang telah dipelajari, ataupun menanyakan kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam suatu pelajaran tertentu, diluar dari ada atau tidaknya tugas sekolah. Keempat adalah menegakkan Kedisiplinan, menegakkan kedisiplinan harus dilakukan jika anak mulai meninggalkan kesepakatan-kesepakatan yang telah disepakati. Bilamana anak melakukan pelanggaran sebisa mungkin hindari sanksi yang bersifat fisik. Untuk mengalihkannya gunakanlah konsekuensi-konsekuensi masuk akal yang dapat diterima oleh akal pikiran anak. Bila dapat melakukan aktivitas bersama di dalam satu ruangan saat anak belajar maka orang tua dapat sambil melakukan aktivitas lain yang tidak mengganggu anak dalam ruang tersebut. Dengan demikian menegakkan disiplin pada anak tidak selalu dengan suruhan atau bentakan sementara orang tua melaksanakan aktifitas lain.
Kelima adalah ketegasan sikap, ketegasan sikap dilakukan dengan cara orang tua tidak lagi memberikan toleransi kepada anak atas pelanggaran-pelanggaran yang dilakukannya secara berulang-ulang. Ketegasan sikap ini dikenakan saat anak mulai benar-benar menolak dan membantah dengan alasan yang mengada ada. Bahkan dengan sengaja anak berlaku tidak jujur melakukan aktivitas-aktivitas lain secara sengaja sampai melewati jam belajar. Ketegasan sikap yang diperlukan adalah dengan memberikan sanksi yang telah disepakati dan siap menerima konsekuensi atas pelanggaran yang dilakukannya. Dan yang terakhir adalah menciptakan suasana belajar yang nyaman, menciptakan suasana belajar yang baik dan nyaman merupakan tanggung jawab orangtua. Setidaknya orang tua memenuhi kebutuhan sarana belajar juga memberikan perhatian dengan cara mengarahkan dan mendampingi anak saat belajar. Sebagai tambahan orangtua dapat pula memberikan permainan-permainan yang mendidik agar suasana belajar tidak tegang dan tetap menarik perhatian.
Malas belajar yang dialami oleh anak banyak disebabkan oleh berbagai penyebab, oleh karena itu sebelum anak terlanjur mendapat nilai yang tidak memuaskan dan membuat malu orangtua hendaknya orang tua segera menyelidiki dan memperhatikan minat belajar anak. Selain itu, menumbuhkan inisiatif belajar mandiri pada anak dan menanamkan kesadaran serta tanggung jawab selaku pelajar pada anak merupakan hal lain yang bermanfaat jangka panjang. Jika beberapa cari ini dapat diterapkan pada anak, maka sudah seharusnya tidak adalagi keluhan dari orang tua tentang anaknya yang malas belajar karena selalu dimarahi orang tuanya.
Sumber : https://www.taralite.com/artikel/post/cara-untuk-mengatasi-rasa-malas-belajar-pada-anak/
Sumber : https://www.taralite.com/artikel/post/cara-untuk-mengatasi-rasa-malas-belajar-pada-anak/
Comments
-
there are no comments yet
Leave a comment